Laman

Minggu, 02 Juni 2013

Sebatas Pesan Untuk Mas




Aku insan terpuruk
Berlumur dosa
Merpati mencibirku
Bahkan kecoa tak sedikitpun menatapku
Hinanya aku dalam kubangan anyir berlendir
Tertutup debu, berbau sampah pinggiran kali

Kau renggut aku dari jalanan
Merengkuh pundak insan yang hina ini
Mengisi celah jemari ini
Bak kotoran keledai menjadi pupuk
pun sayap indah merekat ulat
menjadi kupu-kupu
terbang jauh menembus cakrawala

Doa dalam tangisku
kau seka dengan ketulusan hatimu
menaburkan impian bersujud bersama
diatas sajadah rindu atas nama-Nya
menuangkan cinta menuju ridho-Nya

Dalam doa aku bersujud
Menggigil rindu menantikan hari itu
Disinilah batas cintaku
Mengikis ego tuk bersamamu
Pun hanya sebatas pesan Mas ...
Sebatas pesan untukmu

Pekalongan, 2013

Senin, 27 Mei 2013

Tetesan Hujan


Desember, semua semu terhapus sudah oleh tetesan hujan.
Kabut memenuhi pandanganku, dinginnya menusuk tulang ini.
Mata bening itu tersimpan dibalik air hujan, diam-diam menusuk naluriku
Duh Gusti, hujan ini mengguyur segala sepi.
Dalam hujan, mata ini bertemu.

Awal takdir hidupku kah ?

Dibalik jas hujan, bibir ranumnya tersenyum.
Membawa kehangatan seraya tetesan air hujan membasahi wajahku.

Bukan, aku mengagumi sosok itu !
Terpisah oleh ruang dan waktu, kini bertemu.
Benar, aku mengaguminya.
Dulu, sekarang, dan selamanya..

Semua tumpah bersama hujan- kerinduan tak terbendung sudah.
Desember, hujan untukku.
Membawanya pulang padaku.
Cahaya yang tetap bersinar seperti dulu
Diam-diam mengawasi gerak-gerikku
Kelembutannya, membawaku pergi
Bersama hujan, kembali ke masa lalu

Degupan jantung, denyutan nadinya, mengalir hangat saat senyum itu merekah.
Dibalik air hujan, aku tersenyum.
Mengharap hujan takkan usai. Menebar hangat tiap tetesnya.
Untuk sekedar mengaguminya.

Pekalongan, 2012
Teruntuk cinta masa kecil

Maula Elektra